Entri Populer

Jumat, 16 Maret 2012

Minuman Tradisional Kawis


Jika melewati jalur Pantura pada pertengahan bulan Juli hingga September, tengoklah sekitar anda, mungkin anda berkesempatan melihat buah yang mulai jarang ditemui ini. Buah yang khas dengan aroma yang menusuk hidung, berukuran sebesar apel, kulit buahnya berkerut-kerut dengan warna coklat keputihan nyaris seperti buah melon. Namun setelah dibelah ternyata bukanlah daging segar berwarna hijau lembut khas melon yang kita dapatkan melainkan daging berwarna coklat kehitaman dengan banyak biji yang kecil-kecil seperti jambu klutuk berserabut serat dagingnya dengan rasa asam yang segar. KAWISTA atau KAWIS, dikenali juga dengan nama KINCO oleh para generasi tua, Buah ini mungkin tidak populer bagi kita, wajar karena buah ini tergolong langka. Tanaman bernama ilmiah Lemonia acidissima berasal dari India Selatan dan merupakan golongan jeruk-jerukan (Rutaceae) sekerabat dengan buah Maja yang konon menjadi asal-usul nama Majapahit, Kerajaan Besar di Nusantara pada abad 13-15. Dalam bahasa Inggris kawista dikenal dengan nama Elephant Wood Apple.

"..Buah Kawis yang sudah dibelah.."
Jika sudah masak di pohon buah ini akan menebarkan aroma yang sangat harum, kemudian jatuh dengan sendirinya dari tangkai buah tempatnya mendapatkan suplai makanan. Jatuh dari ketinggian tidak akan merusak buahnya karena kulit buah kawis sangat keras seperti layaknya batok kelapa.  Dahulu kita masih dapat menemui buah ini dijual oleh pedagang-pedagang buah di pasar tradisional.
Cara menikmati KAWIS secara tradisional adalah dengan membantingnya hingga retak kemudian setelah terbelah, dagingnya dikeruk ke dalam gelas, ditaburi gula pasir, lalu dimakan, atau agar lebih joss dapat ditambah es dan sedikit air seperti limun. Keunikan rasa Kawista ini akhirnya dilirik oleh pasar dan dikembangkanlah sirup Kawista, dirintis di Rembang dan kini menjadi oleh-oleh khas serta identitas daerah Rembang, daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pantai Utara.
COLA VAN JAVA, begitulah nama sirup Kawista ini populer di kalangan masyarakat Internasional. Begitu dituang ke dalam segelas air akan muncul gelembung-gelembung layaknya minuman bersoda, dan ada sensasi mengigit di lidah serta gas yang menyelusup hidung ketika kita meminum sirup kawista ini, persis seperti ketika kita minum cola berkarbonasi. Amerika, Finlandia, dan Jepang adalah sederet tujuan ekspor produk sirup Kawista ini.
Selain sirup belakangan muncul olah-olahan baru seperti Madu Mongso hasil pemanfaatan lembah serat kawista pengolahan sirup yang dipadukan dengan tape ketan, santan, dan gula merah. Dodol khas Jawa ini rasanya asam manis dengan aroma buah segar. Sedangkan Selai Kawista dibuat dengan merebus serat kawista dengan gula merah dan air tape hingga mengental.
Penanaman Kawista kurang berkembang di Tanah Air karena dianggap tumbuh sangat lambat dan baru berbuah setelah umur 15 tahun jika ditanam dari biji atau setek akar. Karenanya meskipun telah dikembangkan di beberapa daerah seperti Rembang, Karawang, dan Tuban, tanaman penghasil buah ini tetap jarang dijumpai.

"..Kawis, Cantik dan Adaptif.."
Pohon Kawista cukup tinggi dengan daun yang rindang, terdapat duri-duri pada cabang muda pohon kawista, sangat adaptif dan tahan terhadap kondisi buruk, dapat ditanam di daerah kering dengan kadar garam tinggi sekalipun, serta tahan hama penyakit. Karenanya cocok ditanam di daerah pesisir pantai sampai pada ketinggian 400 mdpl. Buah kawista yang matang memperlihatkan manfaat obat, untuk menurunkan panas, pengelat dan bersifat tonikum, dan digunakan sebagai obat sakit perut. Di Indo-Cina, duri dan kulit batang kawista dijumpai dalam berbagai ramuan obat tradisional untuk mengobati haid yang berlebihan, gangguan hati, gigitan dan sengatan binatang, dan untuk mengobati mual-mual.Tanah air Indonesia memang penuh dengan keanekaragaman hayati yang belum diketahui potensinya, padahal bila digali lagi manfaat Flora yang ada di Indonesia ini, tentunya masih banyak yang terlewatkan oleh Manusia Indonesia yang hidup diatasnya. Untuk dapat merasakan manfaat buah Kawista ini dengan cepat dapat dilakukan penanaman Kawista asal okulasi. kawista asal okulasi  mulai belajar berbuah umur 2 tahun. Pohonnya kelak tinggi dan rindang, dapat dimanfaatkan sebagai peneduh sekaligus kita dapat merasakan nikmatnya Kawista, Cola van Java nan langka.

Minuman Tradisional Jahe


Jahe telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk beragam keperluan bahkan bisa dikatakan memiliki sejuta khasiat mulai dari bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti biscuit, kembang gula, roti, kue, dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, jamu tradisional, dan minyak wangi . Jahe muda bahkan dapat dimakan sebagai lalaban atau diolah menjadi asinan dan acar. Disamping itu, karena dapat memberi efek rasa panas dalam perut, maka jahe juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek, sekoteng dan sirup.
Begitu akrabnya kita, sehingga tiap daerah di Indonesia mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi jahe. Nama-nama  daerah bagi jahe tersebut antara lain; Jahe (sunda), halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa),  jhai (Madura), pese (Bugis), dan  lali (Irian). Jahe yang memiliki nama latin Zingiber officinale, adalah tanaman rimpang populer yang dikenal sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran yaitu;  jahe segar, jahe kering, awetan jahe, jahe bubuk, minyak jahe, dan oleoresin jahe.
Secara tradisional ragam manfaat jahe beserta caranya yang telah dikenal luas antara lain:
  • Masuk angin.Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat.
  • Sakit kepala atau migrain (sakit kepala sebelah). Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari.
  • Mencegah mabuk kendaraan. Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan.
  • Terkilir. Ramuan: Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.
  • Bercak putih pada kulit karena kehilangan pigmen (Vitiligo). Ramuan: Ambil 30 gr jahe, cuci bersih lalu dijus. Balurkan jus pada kulit yang menderita vitiligo tersebut.
  • Terserang cacing gelang. Ramuan: Ambil 60 gr jahe segar lalu cuci bersih. Lumatkan, campur dengan segelas air. Saring dan tambahkan madu satu sendok makan. Minum ramuan ini tiga kali sehari.
  • Membuat payudara menjadi montok dan berisi. Ramuan: masukkan dua ruas jahe segar yang telah dikupas kulitnya, ke dalam segelas susu murni yang panas. Tambahkan satu sendok teh gula. Minumlah menjelang tidur malam setiap hari.
  • Rematik. Ramuan: Siapkan satu atau dua rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara kemudian tumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit.
Selain secara tradisional, beberapa penelitian modern pun telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :
  • Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
  • Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
  • Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
  • Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
  • Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu  mengeluarkan angin.
Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Cara membuat minuman wedang jahe
  • Masukkan jahe,kencur, cengkeh, batang kayu manis, ke dalam gelas lalu seduh dengan air mendidih.
  • Aduk-aduk sampai gula batunya larut.
  • Dan jahe agak ditekan-tekan sedikit supaya sarinya keluar. Minum hangat-hangat.
  • Kalau ingin lebih pedas, boleh digodog dulu sebentar dengan 300cc air sehingga sarinya jahe jadi lebih keluar lagi. Pertama godog dengan api besar dulu sampai mendidih, sambil dijaga jangan sampai mumbul, lalu kecilkan api, kemudian godog sekitar 10 menit.
  • Tapi kalau ingin pedasnya sedang, tidak usah digodog, langsung seduh dengan air mendidih saja